PUISI 17 " CAHYA LAMPU KOTA"
Selasa, Oktober 19, 2021
Add Comment
CAHYA LAMPU KOTA
karya :D nabil
katakan.....
katakan dimana aku
katakan kenapa lampu itu mengusik ku
katakan kenapa hanya sehelai kardus....karduss
yang hanya rela menemani ku tidur
betapa riuh nya hidup ku
terjepit diantara suka yang berakhir duka
terhimpit oleh ketamakan nafsu yang tak berhilir
yang memakan ribuan orang lugu yang tak berguru
sudah....sudahhkan kamu melihat duniaku
yang merupakan satu seribu kepelikan hidup yang tak berakar
namun berdaun
terlalu goyah untuk menciptakan buah yang indah dipandang mata
sehingga rembulan pun menyangka dia adalah raja dari alam semesta
llihat lihat lah teman
megapa hanya awan yang bertahan diantara terik nya mentari dan gelap nya rembulan
lihat lihat lah teman
mengapa hanya udara yang dapat menyapa kita
baik dalam suka maupun duka
namun kita tidak pernah sepatah kata pun bertikai dan berterimakasih bersama nya
begitu tamak nya kita
terpedaya akan harta yang hanya setetes air mata
terbodohi akan marwah yang membuat luka tak berdarah
sudah sudahi lah kebodohan mu
lepas kan segala keangkuhan mu
uraikan segala nafsu mu itu menjadi debu
karena hidupku bukan siapa yang hebat
tapi panggung siapa yang cerdik
hidupmu bukan tentang keris dan tombak meriam
tapi sepatah kata yang menyayat hati sang maha kuasa
inilah dia
panggung bagi saudara kami yang berdasi
bolak balik untuk meyebarkan sensasi
menyanjung kami
namun hanya demi tuan mereka
tikus berdasi..
lahhh apalah kami ini
menjadi budak dan babu
demi sesuap nasi
demi menuntun hari-hari yang
terikat benang boneka
yang kapan pun bisa mati
dan dizholimi
setiap detik lampu,trotoar,dan kardus
adalah nyawa raga
melihat senyuman keluarga dan tangisan mereka
adalah jalan kami yang tetap berhulu
di tangan yang maha kuasa.
0 Response to "PUISI 17 " CAHYA LAMPU KOTA""
Posting Komentar