-->

PUISI 17 " CAHYA LAMPU KOTA"

 CAHYA LAMPU KOTA

karya :D nabil




katakan..... 
katakan dimana aku
katakan kenapa lampu itu mengusik ku
katakan kenapa hanya sehelai kardus....karduss 
yang hanya rela menemani ku tidur

betapa riuh nya hidup ku
terjepit diantara suka yang berakhir duka
terhimpit oleh ketamakan nafsu yang tak berhilir
yang memakan ribuan orang lugu yang tak berguru

sudah....sudahhkan kamu melihat duniaku
yang merupakan satu seribu kepelikan hidup yang tak berakar 
namun berdaun

terlalu goyah untuk menciptakan buah yang indah dipandang mata
sehingga rembulan pun menyangka dia adalah raja dari alam semesta
llihat lihat lah teman 
megapa hanya awan yang bertahan diantara terik nya mentari dan gelap nya rembulan

lihat lihat lah teman
mengapa hanya udara yang dapat menyapa  kita 
baik dalam suka maupun duka 
namun kita tidak pernah sepatah kata pun bertikai dan berterimakasih bersama nya 

begitu tamak nya kita 
terpedaya akan harta yang hanya setetes air mata
terbodohi akan marwah yang membuat luka tak berdarah

sudah sudahi lah kebodohan mu 
lepas kan segala keangkuhan mu
uraikan segala nafsu mu itu menjadi debu

karena hidupku bukan siapa yang hebat
tapi panggung siapa yang cerdik
hidupmu bukan tentang keris dan tombak meriam 
tapi sepatah kata yang menyayat hati sang maha kuasa

inilah dia
panggung bagi saudara kami yang berdasi 
bolak balik untuk meyebarkan sensasi
menyanjung kami 
namun hanya demi tuan mereka
tikus berdasi..

lahhh apalah kami ini 
menjadi budak dan babu
demi sesuap nasi 

demi menuntun hari-hari yang
terikat benang boneka
yang kapan pun bisa mati
dan dizholimi

setiap detik lampu,trotoar,dan kardus
adalah nyawa raga
melihat senyuman keluarga dan tangisan mereka
adalah jalan kami yang tetap berhulu 
di tangan yang maha kuasa.

0 Response to "PUISI 17 " CAHYA LAMPU KOTA""

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel